Thales, Pedagang sekaligus Matematikawan Legendaris Yunani
Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan
meninggal di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia Kecil,
sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan. Kapal-kapal pedagang dengan mudah
berlayar ke Nil di Mesir, sedangkan karavan melakukan perjalanan lewat darat
menuju kota di Babylon. Penduduk Militus suka melakukan kontak dagang dengan
kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Di kota ini juga merupakan tempat
pertemuan [dunia] Timur dan Barat, dan tempat lahirnya Thales.
Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi yang membuatnya
sering melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan berdagang ke Mesir dan
Babilonia (pada maka pemerintahan Nebukadnesar), dalam waktu senggangnya,
Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu ketertarikannya bahwa
dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka dapat memprediksi gerhana
matahari setiap tahunnya.
Theorema Thales
Thales
mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
1. Lingkaran
dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.
2. Besarnya
sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
3. Sudut-sudut
vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis
lurus menyilang, sama besarnya.
4. Apabila
sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut
yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu
dikatakan sama sebangun.
5. Segitiga
dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak
kapal.
Luar
biasa kelima theorema di atas ternyata sudah kita kenal dengan baik sewaktu
bangku SD bukan?.
Tidak ada catatan lebih jauh tentang prestasi Thales yang dapat
disimak karena tidak ada bukti-bukti akurat. Bukti dicoba dicari lewat catatan
dari para muridnya seperti: Aristoteles dan Eudemus dari Rhodes (± 320 SM),
yang kurun waktunya relatif terlalu lama. Catatan Eudemus menyebutkan bahwa
Thales adalah orang yang ‘mengubah geometri menjadi bentuk formal yang dapat
dipelajari oleh semua orang’ karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dan
melakukan investigasi terhadap theorema-theorema dengan sudat pandang seorang
intelektual. Thales berbicara tentang garis, lingkaran dan bentuk-bentuk
lainnya dengan cara membayangkan (abstrak). Garis bukan hanya sesuatu yang
dapat digurat dan dilihat di atas pasir, tapi merupakan obyek yang terpeta pada
imajinasi kita. Artinya secara abstrak bahwa suatu garis lurus atau lingkaran
bulat berada dalam mental kita.
Matematikawan Serba Bisa
Aktivitas Thales lebih dikenal dari berbagai sumber terpisah, sebagai
matematikawan terapan. Mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan
dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari, menentukan setahun
adalah 360 hari (sudah dikenal lama oleh bangsa Mesir) maupun jarak kapal di
laut dengan lewat cara proporsi/memadankan bentuk segitiga adalah catatan
“kehebatan” Thales. Gerhana matahari disebutkannya akan terjadi pada
tanggal 28 Mei atau 30 September pada tahun 609 SM. Catatan yang ada
menyebutkan bahwa gerhana matahari terjadi setiap kurun waktu 18 tahun 11 hari.
Ketepatan prediksi ini membuat namanya sangat terkenal dan diabadikan sebagai
salah satu dari tujuh orang bijak (sage) yang terdapat pada hikayat Yunani.
Naluri pedagang yang ada pada dirinya, dimana diketahui Thales
“memeras” buah zaitun (olive) untuk dijadikan minyak ketika panen melimpah dan
akhirnya memberikan keuntungan berlimpah, menjadi pedagang garam sama
seperti komentar tentang dirinya sebagai pengamat bintang, penentang hidup
selibat bahkan sebagai negarawan yang mempunyai visi jauh ke depan. Tulisan
Thales dalam bidang astronomi lebih dikenal daripada karyanya dalam bidang
geometri.
Ketenaran ini membuat dirinya mempunyai banyak murid.
Anaximander, Anaximenes, Mamercus dan Mandryatus adalah nama dari beberapa
muridnya, namun yang sangat terkenal adalah nama yang disebutkan pertama.
Anaximander (611 – 545 SM), sukses menggantikan posisi Thales di Miletus.
Sebuah kisah
Thales hidup dalam masa kerajaan yang saling serang untuk
memperluas wilayahnya. Keahlian Thales dalam bidang rekayasa diuji pada masa
perang ini. Raja Croesus, yang mengagumi Thales, ingin menyerang negara
tetangga dan para prajurit harus menyeberangi sungai Halys. Kerajaan Croesus
diperkirakan ada di Mesopotamia atau Mesir.
Belum ada jembatan ponton pada masa itu dan tidak ada waktu
membangun jembatan permanen.Croesus menyuruh Thales sebagai seorang filsuf
sekaligus matematikawan untuk memecahkan problem ini. Di bawah pengarahan
Thales dibuatlah kanal untuk mengalihkan aliran sungai untuk sementara. Begitu
para prajurit menyeberang dan sukses merebut negara tetangga, kanar kembali
ditutup dan aliran sungai kembali seperti semula.
Namun dalam perang tidak ada yang menang selamanya. Raja Cyrus
dari Persia akhirnya dapat menangkap dan menawan penerus kerajaan Croesus,
Lydia, dalam sebuah pertempuran. Bagaimana akhir atau keruntuhan kerajaan
itu sendiri tidak pernah diketahui.
Sebuah Anekdot
Diperkirakan Olimpiade mulai diselenggarakan pada tahun 776 SM,
dimana ketika itu sastra Yunani sedang berkembang pesat. Homer dan Hesoid,
seperti diketahui, berkarya pada masa-masa ini.
Dalam suatu malam Thales terlalu asyik memandangi
bintang-bintang di langit sambil berjalan. Tidak menyadari bahwa di depan
terdapat parit, Thales terjatuh ke dalam parit. Seorang nenek yang melihat
berkata, “ Bagaimana kamu dapat menjelaskan apa yang terdapat di langit,
sedangkan parit yang ada didepanmu saja tidak terlihat?”
Sebuah
anekdot sekaligus peringatan kita sebagai pembaca untuk selalu rendah
hati bahwa, karena yang namanya kepintaran, kekayaan, jabatan, dan wibawa
niscaya semuanya bersifat sesaat
Sumbangsih
Barangkali dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan
theorema atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas setelah
dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah
diletakkan oleh Thales, sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan adalah
sesuatu yang sakral, selain memanfaatkan imajinasi.